14 abad yang lalu telah lahir manusia luar biasa yang diagung-agungkan oleh para pengikutnya, potret kekasih alam yang selalu dicintai, Rasulullah Muhammad SAW. Sang revolusioner, bagi umat yang hilang arah dari kehidupan dunia yang fana. Sosok manusia sederhana dengan keluhuran budi pekerti dalam bersosialisasi, patutlah kita teladani. Semisal, Sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW yang merindukan syafa’atnya, hendaklah kita senantiasa untuk mendawamkan sholawat kepadanya . Sebab, neraka tidak akan menyentuh orang-orang yang gemar bersholawat kepada beliau. Dalam hadis diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda:
من صلّى علىّ صلاة واحدة صلّى الله عليه بها عشرا ومن صلّى علىّ عشرا صلّى الله عليه بها مائة, ومن صلّى علىّ مائة صلّى الله عليه بها الفا, ومن صلّى علىّ الفا لم تمسّه النّار
Artinya : “Siapa yang bersholawat kepadaku satu kali maka Allah bersholawat padanya seratus kali, siapa bersholawat atasku seratus kali maka Allah bersholawat padanya seribu kali, siapa yang bersholawat atasku seribu kali, maka api neraka tidak akan menyentuhnya”.
Shalawat secara bahasa ( الصلوات ) merupakan bentuk jamak dari kata ( الصلاة ) yang berarti berdoa. Karenanya bershalawat kepada Rasulullah berarti mendoakan kebaikan bagi beliau.Perintah bersholawat sudah ada semenjak Nabi Muhammad SAW hidup yang ditujukan kepada para sahabat. Didalam Al-quran terdapat di surat Al-Ahzab:56 Allah SWT berfirman :
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Abah Dr KH Qosim Arsyadani Shomad MA dalam ayat ini membagi arti sholawat menjadi 3 bagian. Yaitu :
• Dari الله maksudnya adalah : فضل, (keutamaan) رحمة ,(kasih sayang) مغفرة (ampunan)
• Dari ملٰىِٕكة maksudnya adalah :استغفار(meminta ampun)
• Dari انسان maksudnya adalah : دعاء (do’a)
M. Quraish shihab dalam tafsir surat-surat pilihan (juz 30) mengungkapkan, “seorang mu’min dituntut untuk tidak merendahkan Nabi Muhammad SAW tetapi lebih dari itu, dia dituntut untuk mengagungkan beliau dengan mengakui jasa-jasanya. Dengan ini sebagai orang mu’min, hukum bersholawat itu sunnah (namun menjadi wajib saat tahiyat akhir) yang apabila dikerjakan akan mendapat manfaat yang tak terhingga dan apabila tidak mengerjakannya kita termasuk orang yang merugi selamanya.”
Di era digitalisasi saat ini, terkadang kita lupa dengan bershalawat kepada Nabi SAW. Sesibuk apapun diri kita dengan kegiatan yang beragam, pasti ada jarak waktu lengang Ketika sudah selesai. Dan kita hendaknya harus berhati-hati agar tidak meninggalkannya secara sengaja. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “ Barang siapa yang lupa bersholawat kepadaku dengan sengaja, maka sungguh dia telah salah jalan menuju surga.”
Lantas bagaimana cara mempraktekan sholawat di sela-sela akitivitas?
Misalnya saat mengerjakan tugas, kemudian terjadi hambatan saat prosesnya maka bersholawatlah dengan niat semoga sebab berkahnya kita mengagungkan kekasih Allah dilancarkan segala perkara sulit yang kita alami. Atau kala hati kita mengalami kegusaran dalam menentukan suatu Keputusan, bersholawatlah agar diberi problem solving yang mudah. Jika ada masalah yang sulit untuk diatasi, cobalah untuk membaca sholawat jibril sebanyak 100x. Hal itu diperbolehkan berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Siapa yang membaca salam untuk Nabi 100 kali setiap hari, akan dikabulkan oleh Allah 100 hajat. 30 diberikan di dunia dan 70 diberikan di akhirat. Akan tetapi, perlu diingat untuk tidak bersholawat tanpa menyertakan keluarga Nabi. Karena nanti sholawat tersebut dikategorikan sholawat yang cacat.
Apakah boleh bersholawat dalam keadaan lalai?
Dalam kitab tanqihoul qoul ( di dalam syarahnya hlm.11 bab keutamaan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW SAW). Ada Sebagian sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW “ Ya Rasulullah, apakah ganjaran yang diberikan oleh Allah swt atas sesorang yang bershalawat kepadamu yang hadir hadir.” Rasulullah SAW bersabda “ Tidak, akan tetapi setiap orang yang bersholawat kepadaku dalam keadaan lalai. Dan Allah SWT akan memberikan ganjaran kepadanya seperti bergunung-gunung, dan para malaikat akan meminta ampunan atas orang tersebut.” Akan tetapi, dalam hadis lain, jika kita bersholawat sebanyak apapun namun dalam keadaan bercanda maka ditolak sholawat tersebut
Bagaiamana dengan orang yang bersholawat dalam keadaan khusyu’ ?
Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan sabdanya “ Dan apabila ada seseorang yang hadir hatinya (khusyu’) saat membaca sholawat kepadaku maka tidak ada yang mengetahui ganjaran itu kecuali Allah SWT.”
Dalam kitab inayah qawaidul fiqhiyyah karya syaikh KH. Djamaluddin Ahmad hlm.7 (3 baris dari bawah). Terdapat suatu hadis yang jika diamalkan, malaikat akan meminta ampunan yang tak henti-hentinya. Imam At-Thabarani meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
من صلى علي في كتاب لم ترك الملائكة تستغفر له ما دام اسمي في ذالك الكتاب
“ Siapa saja yang bersholawat kepadaku didalam kitabnya, maka tidak akan henti-hentinya malaikat meminta ampunan untuknya selama namaku masih ada dalam kitab itu.’
Maka di awal bulan Rabi’ul awal ini, marilah kita gemakan shalawat agar kita bisa menjadi orang yang mulia di sisi beliau dan mendapatkan syafa’at beliau di hari kiamat nanti.
اللهم صلى على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين الطاهرين
Happy maulid day
Tulisan diatas dibuat oleh Muhammad Tubagus Aby-Fathan, santri kelas XI MA Darul Irsyad, Pesantren Darul Irsyad, Bogor.